Kamis, 05 Juli 2012

identifikasi masalah


Mengapa kita perlu untuk mengidentifikasi masalah?
Daftar jelas, masalah adalah dasar yang paling cocok untuk mengidentifikasi solusi potensial. Masalah dapat diidentifikasi, baik sekarang dan di masa depan, sebagai bukti bahwa tujuan tidak tercapai. Namun, tujuan sering agak abstrak, dan mungkin lebih mudah bagi anggota masyarakat untuk memahami strategi berdasarkan permasalahan dengan jelas diidentifikasi. Pendekatan masalah berorientasi pada perumusan strategi adalah sebuah alternatif untuk dimulai dengan tujuan, tetapi masih perlu diperiksa terhadap daftar lengkap tujuan.
Jenis masalah kita peduli dengan?
Salah satu cara termudah untuk menentukan masalah adalah dengan mengacu pada serangkaian tujuan ( Bagian 7 ). Hal ini memungkinkan pertanyaan 'bagaimana kita tahu kita sudah mendapat masalah? " harus dijawab dengan lebih mudah. Misalnya, tujuan efisiensi berkaitan dengan masalah kemacetan dan tidak dapat diandalkan; tujuan keselamatan terhadap kecelakaan. Dua konsep, tujuan dan masalah, adalah dua sisi dari koin yang sama. Kita bisa mulai baik dengan tujuan atau masalah dan sampai pada kesimpulan yang sama. Kotak itu menunjukkan masalah yang dipertimbangkan dalam Buku Pedoman Kebijakan.
Masalah
Kemacetan terkait penundaan
Kemacetan terkait tidak dapat diandalkan
Komunitas pesangon
Visual intrusi
Kurangnya kemudahan
Pemanasan global
Lokal polusi udara
Kebisingan
Pengurangan ruang hijau
Kerusakan situs sensitif lingkungan
Miskin aksesibilitas bagi mereka tanpa mobil dan mereka yang memiliki mobilitas gangguan
Yang tidak proporsional merugikan kelompok sosial atau geografis tertentu
Nomor, keparahan dan risiko kecelakaan
Penekanan potensi kegiatan ekonomi di daerah tersebut
Bagaimana kita bisa memutuskan apakah masalah terjadi dan seberapa serius itu?
Masalah dapat diidentifikasi dalam beberapa cara:
Konsultasi
Orang dapat mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi ketika bepergian dan yang hasil dari orang lain bepergian. Penyedia transportasi dapat berkonsultasi tentang masalah-masalah operasional yang mereka hadapi. Ini adalah elemen penting dari proses partisipasi ( Bagian 5 ). Orang tentu akan memiliki pandangan yang lebih handal mengenai masalah saat ini dari pada yang diprediksikan terjadi pada tanggal tertentu. Identifikasi masalah melalui konsultasi karena itu penggunaan yang paling untuk masalah saat ini.
Tujuan analisis
Tujuan analisis masalah memerlukan adopsi dari suatu set sesuai indikator dan target ( Bagian 7 ). Ketika kondisi diukur atau diperkirakan berbeda dari ambang batas, maka masalah dikatakan ada. Berbagai ambang batas dapat diatur, sehingga masalah dapat dinilai oleh tingkat keparahan. Jadi, misalnya, tingkat kebisingan yang melebihi, katakanlah, 65dB (A), 70dB (A) dan 75dB (A) dapat digolongkan sebagai 'sedikit', masalah kebisingan 'moderat' dan 'berat'. Ketika ambang batas yang ditetapkan, mereka dapat digunakan, dengan data saat ini, untuk mengidentifikasi masalah saat ini. Mengingat model prediksi yang tepat, latihan serupa dapat dilakukan untuk satu tahun mendatang. Ini ditampilkan dalam loop umpan balik dari Prediksi Dampak untuk Menilai Permasalahan dalam Bagian 6 .
Pemantauan
Pemantauan berkala kondisi, menggunakan indikator sama dengan yang untuk analisis objektif, adalah cara lain yang berharga untuk mengidentifikasi masalah, dan ditutupi lebih lanjut dalam Pasal 15 . Masalah serta memungkinkan, dan keparahan mereka, yang akan ditentukan, program pemantauan reguler memungkinkan tren untuk diamati, dan masalah-masalah yang menjadi lebih buruk yang akan dipilih untuk pengobatan.

konsep dasar psikologi belajar


KONSEP DASAR PSIKOLOGI BELAJAR

1.        Pengertian
PsikologiberasaldaribahasaYunaniPsyche (Jiwa), danlogos (ilmupengetahuan).Secaraetimologiberartiilmu yang mempelajaritentangjiwa, baikmengenaimacam-macamgejalanya, prosesnyamaupunlatarbelakangnya. (Ahmadi:2003:1). Karenajiwaitusifatnyaabstrak, makakitatidakdapatmengetahuijiwasecarawajar, melainkanhanyadenganmengenalgejalanyasaja.Demikianjugahakekatjiwa, tidakseorang pun dapatmengetahuinya.Manusiahanyadapatmengetahuijiwaseseoranghanyadengantingkahlakunya.Jaditingkahlakumerupakankenyataanjiwa yang dapatkitahayatidariluar.Dari sinilahkemudianpsikologididefinisikansebagaiilmu yang mempelajaritentangprilakumanusia.
Pengertianprilaku (tingkahlaku) mempunyaiarti yang luas, meliputitingkahlaku yang nyata (eksplisit:terbuka) sepertiberbicara, membaca, tertawa, melompatdll. Dan tingkahlaku yang taknyata (implisit: tertutup) sepertiberfikir,mengingat, merasakan, menghendaki, dll. MenurutDjamaroh (2000:2) psikologiadalahilmupengetahuan yang berusahamemahamiprilakumanusia, alasandancaramerekamelakukansesuatu, danjugamemahamibagaimanamanusiaberfikirdanberperasaan.
Sedangkanbelajaritusendirisecarasederhanadiartikansebagaiaktivitas yang dilakukanindividusecarasadaruntukmendapatkansejumlahkesandariapa yang telahdipelajaridansebagaihasildariinteraksinyadenganlingkungansekitarnya (Djamaroh:2000:2). Aktivitasdisinidipahamisebagaiserangkaiankegiatanjiwa raga, psikofisik, menujukeperkembanganpribadiindividuseutuhnya, yang menyangkutunsurcipta (kognitif), rasa (afektif), dankarsa (psikomotor).
Berdasarkanuraiandiatas, makapsikologibelajaradalahsebuahdisiplinpsikologi yang berisiteori-teoripsikologimengenaibelajar, terutamamengupasbagaimanacaraindividubelajarataumelakukanpembelajaran.

2.        ObyekPsikologidanMacam-macamnya
Psikologiadalahilmu yang berusahamenyelidikimanusia, jadi yang menjadiobyekadalahmanusia.Karenasifat-sifatmanusiasangatkompleksdanunik, makaobyekpsikologibiasanyadibedakanmenjadidua:
Ø Objek material: objek yang dipandangsecarakeseluruhan, yaitumanusia.
Ø Objek formal: jikadipandangdariaspekmana yang lebihdipentingkandalampenyeldidikanpsikologi, makaobjekformalnyaberbeda-bedamenurutperubahanzamandanparahalimasing-masing. Padazamanyunani-abadpertengahan; hakekatjiwa, masa Descartes; gejala-gejalakesadaranspttanggapan, perasaan, hasrat,dll. Abad 20; objeknyaprilakumanusia yang tampak (lahiriah). Sedangkan Freudian; gejala-gejalaketidaksadaranmanusia.
Secaraagaksistematismacam-macampsikologiterbagimenjadiduagolongan:
Ø PsikologiMetafisika: menyelidikihakekatjiwaseperti yang dilakukanoleh Plato danAristoteles.
Ø PsikologiEmpiri: menyeldidikigejala-gejalakejiwaandantingkahlakumanusiadenganmenggunakanpengamatan (observasi), eksperimendanpengumpulanberbagaimacam data yang adahubunganyadengangejala-gejalakejiwaanmanusia.
PsikologiEmpiriterbagimenjadidua, yaitu:
Ø psikologiumum: menyeldidiki/mempelajarigejala-gejalakejiwaanmanusiapadaumumnya.
Ø Psikologikhusus: menyeldidikigejala-gejalakejiwaanmanusiamenurutaspek-aspektertentusesuaidenganpandangansertatujuanya. Psikologijenisiniadalah; psikologiperkembangan, psikologipendidikan, psikologi social, dll.

3.        HubunganPsikologidenganilmu-ilmu yang lain.
Manusiadisampingmenjadiobjekpsikologijugamenjadiobjekbagiilmu-ilmu yang lain. Sosiologi, antropologi, sejarah, biologi, ilmukedokteran, ilmumendidikdanilmu-ilmu lain yang objeknyamanusia.
Ø HubunganpsikologidenganAntropologi
Antropologiadalahilmu yang mempunyaiperhatianterhadapsemuacabangpengetahuan yang berhubungandenganmanusia.Apa yang diselidikiolehantropologi, sebenarnyajugabanyak yang merupakanobjek-objekdaripsikologi. Psikologimenyelidikitingkahlakuindividu.Untukmengetahuiindividu, tidakmungkinkitabisamelepaskandiridariusahamengetahuibagaimanakebudayaanindividuituhidup.Dan sebaliknya.
Ø Hubunganpsikologidengansosiologi
Sosiologiadalahilmu yang secaralangsungberhubungandengantingkahlakumanusia.Sepertihalnyaantropologi yang berhubungandenganmasalahmanusiadalamkelompok.hanyabiasanyasosiologimenyangkuthubungankelompokmanusia yang lebihkecil, sedangkanantropologidalamkelompok yang luas/besar. Perbedaanya; psikologimenekankanpada person individu, mengapaindividubertingkahlakuseperti yang dialakukan, sedangkansosiologimenekankanpadasifat-sifatdantingkahlakukelompok.
Ø Hubunganpsikologidengan pedagogic
Keduailmuinihampirtidakdapatdipisahkansatusama lain. Pedagogic sebagaiilmu yang bertujuanmemberikanbimbinganhidupmanusiasejaklahirsampaimatitidakakansukses, bilamanatidakmendasarkandiridaripsikologi. Yang tugasnyamemangmenunjukanperkembanganhidupmanusiasepanjangmasa, bahkanciri-ciridanwataknyasertakepribadianyaditunjukanolehpsikologi.Dengandemikian, pedagogic baruakantepatmengenaisasaran, apabliadapatmemahamilangkah-langkahsesuaipetunjukpsikologi.
Ø Hubunganpsikologidengan agama
Psikologidan agama merupakanduahal yang sangaterathubunganya, mengingat agama sejakturunyakepadarasuldiajarkankepadamanusiadengandasar-dasar yang disesuaikandengankondisidansituasiprikologi pula.Tampa dasar agama sulitmendapatkantempatdidalamjiwamanusia. Di dalam agama terdapatajarantentangbagaimana agar manusiameumenerimapetunjukTuhanya, sehinggamanusiaitusendiritampapaksaanbersediamenjadihamba-Nya yang baikdantaat. Itulahsebabnyabahwadidalam agama penuhdenganunsur-unsurpedagogis yang bahkanmerupakanesensipokokdaritujuan agama diturunkan.Unsurtersebuttidakdapatmempengaruhimanusiasecaramaksimalkecualibilamanadisampaikandenganmemperhatikanpsikologisnya.

konsep dasar belajar

KONSEP DASAR BELAJAR

A.      PengertianBelajar
Para ahlibanyak yang mendefinisikantentangbelajar, diantaranyaadalah:
1.         MenurutSlametobelajaradalahsuatu proses usaha yang dilakukanindividuuntukmemperolehsuatuperubahantingkahlaku yang barusecarakeseluruhansebagaihasilpengalamanindividuitusendiridalaminteraksinyadenganlingkunganya.
2.         Menurut Skinner belajaradalahsuatu proses adaptasi (penyesuaiantingkahlaku) yang berlangsungsecaraprogresif. ( a process of progressive behavior adaptation ). Dan adaptasitersebutakanbisaberlangsungdenganmaksimaljikaiadiberipenguat (reinforce).
3.         Chaplin (1972)membatasibelajardenganduamacamrumusan.Pertama; belajaradalahperolehanperubahantingkahlaku yang relatifmenetapsebagaiakibatlatihandanpengalaman.Kedua; belajaradalah proses memperolehrespon-responsebagaiakibatadanyalatihankhusus.
4.         Hintzman (1978), belajaradalahsuatuperubahan yang terjadidalamdiriorganisme, manusiaatauhewan, disebabkanolehpengalaman yang dapatmempengaruhitingkahlakuorganismetersebut.

B.       HakikatBelajar
Dari sejumlahpengertianbelajar yang telahdiuraikan, ada kata yang sangatpentinguntukdibahasyaitu “perubahan” (change).Apa pun kata atauformasi yang dirangkaiolehparaahliuntukmemberikanpengertiantetangbelajar, makaintinyatidak lain adalahmasalah “perubahan” yang terjadidalamdiriindividu yang belajar.Olehkarenaitu, seseorang yang melakukanaktivitasbelajardandiakhiridariaktivitasnyaitutelahmemperolehperubahandalamdirinyadenganpemilikanpengalamanbaru, makaindividuitudikatakantelahbelajar.Namunperubahan yang dimaksuddisiniadalahperubahan yang menyangkutaspekkejiwaandanmempengaruhitingkahlaku.Sedangkanperubahantingkahlakuakibatmabuk, gila, dansebagainyabukanlahkatagoribelajar yang dimaksud.

C.       Ciri-ciriBelajar
MenurutDjamaroh, ciri-ciribelajarantara lain:
1.         Perubahan yang terjadisecarasadar, artinyaindividutersebutmenyadariperubahanituatausekurang-kurangnyaiamerasakantelahterjadiadanyaperubahandalamdirinya. Misalnyamenyadaripengetahuanyaataukecakapanyabertambah.
2.         Perubahandalambelajrbersifatfungsional, artinayperubahanituberlangsungsecaraterusmenerusdantidakstatis, karenaperubahantersebutakanmenyebabkandanberpengaruhterhadapperubahanberikutnya.
Perubahandalambelajarbersifatposifitdanaktif. Positifmaksudnya; perubahanituselalubertambahdantertujuuntukmemperolehsuatu

ciri kurangnya kepercayaan diri

Ciri-ciri Kurangnya Rasa Percaya Diri

Orang yang kurang percaya diri punya ciri-ciri dasar berikut ini, yang terkadang sulit untuk di identifikasi:
  1. Kurang bisa untuk bersosialisasi dan tidak yakin pada diri sendiri, sehingga mengabaikan kehidupan sosialnya.
  2. Seringkali tampak murung dan depresi.
  3. Punya masalah dalam kebiasaan makan misalnya anorexia yang mengarah pada obesitas, yang membahayakan bagi tubuhnya.
  4. Mereka suka berpikir negatif dan gagal untuk mengenali potensi yang dimilikinya.
  5. Takut dikritik dan merespon pujian dengan negatif.
  6. Takut untuk mengambil tanggung jawab.
  7. Takut untuk membentuk opininya sendiri.
  8. Hidup dalam keadaan pesimis.

Tips untuk Memerangi Masalah Kurangnya Rasa Percaya Diri

  1. Selalu hindari situasi yang negatif.
  2. Cobalah untuk berkumpul hanya dengan orang-orang yang positif.
  3. Gunakan journal untuk mencatat hal-hal positif yang terjadi disekitar.
  4. Berpikirlah dengan lebih positif.
  5. Jangan enggan untuk meminta tolong saat berada dalam kesulitan.
  6. Carilah bantuan dari tenaga profesional untuk menghadapi masalah yang serius.
Hal yang menyenangkan tentang hidup adalah bahwa dia memberikan kita kemampuan untuk menghadapi kurangnya rasa percaya diri. Mari, jangan biarkan rasa kurang percaya diri menghambat kita untuk mendapakan kehidupan yang membahagiakan.