Rabu, 04 Juli 2012

RAMUAN MENITI KARIR


RAMUAN POKOK MENITI KARIR

Kita semua hidup dalam masyarakat besar dan tidak hidup sendiri-sendiri, maka sebagai anggota masyarakat kita harus menyesuaikan diri pada keadaan masyarakat tempat kita hidup. Penyesuaian diri ini dicirikan dengan mematuhi rambu-rambu seperti yang tertera dalam AGIP (singkatan dari adaptation atau adaptasi, goal setting atau menentukan tujuan, integration atau menyesuaikan diri atau berintegrasi dan pattern maintenance atau mempertahankan diri dari masyarakat tempat kita hidup (Pearson, Sosiology)
Di samping itu ciri penyesuaian diri yang serasi ditAndai dengan menggunakan teori komunikasi yaitu penyerasian antara yang berbicara dengan yang diajak bicara (communicator an communicate). Penyesuaian ini pada galibnya berupa apa yang disebut empathy (berasal dari kata endos dan pathos yang berarti suatu perasaan).
Dalam teori komunikasi menurut Berlo, antara komunikator dan komunikati harus menyesuaikan tingkah lakunya, budi bahasanya, lingkungan, status sosial dan sebagainya. Misalnya orang harus berpidato tentang kemiskinan, tetapi waktu berpidato ia memakai perhiasan-perhiasan yang menyolok dan mahal. Belum bahasa yang dipakai seperti orang berbicara di Gunungkidul ia menggunakan bahasa Inggris, dan lain-lain.
Dalam era globalisasi yang memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi persaingan yang ketat diperlukan tenaga kerja dengan kepribadian sosial yang dipunyai. Disamping memiliki profesionalitas yang tinggi atau dalam dunia pendidikan memiliki IQ yang tinggi harus pula memiliki EQ (emotional quotient) yang tinggi pula. Orang-orang yang sukses dalam kehidupan tidak saja hebat dalam arti akademiknya tetapi baik pula dalam hubungan dengan sesamanya. Untuk dapat berinteraksi dengan baik dengan sesame, selain memiliki kecerdasan emosional yang baik perlu mempunyai bekal sopan santun kapan dan dimana saja.
Bekal sopan santun dapat menunjang orang dalam menghadapi / mencari lapangan kerja, sebagai contoh jika ada sebuah lowongan pekerjaan yang didatangi pelamar lebih dari seseorang, maka sopan santun seorang dapat menjadi salah satu kriteria untuk memilih pelamar, karena itu bimbingan sopan satntun terutama yang berhubungan dengan ketenagakerjaan (karir) asangat diperlukan.
Dalam makalah ini berturut-turut akan dibicarakan tentang penampilan, sopan santun, dan kepribadian.
  1. A. PENAMPILAN
Dalam kita mengadakan komunikasi atau interaksi, pertama-tama kita akan saling melihat bagaimana penampilan kita. Ada penampilan yang simpatik ada yang tidak. Justru penampilannya menjengkelkan. Tentu saja yang diharapkan kita dapat berpenampilan yang baik di hadapan siap, kapan, dan dimana saja.
Ada dua jenis penampilan :
  1. Penampilan yang berorientasi pada fisik yang sering disebut performance
  2. Penampilan yang berorientasi pada psikis yang sering disebut appearance
Performance
Performance adalah penampilan seseorang yang dilihat dari segi fisik atau lahiriyah, meliputi : postur tubuh, bagaimana seseorang menggerakkan bagian-bagian tubuhnya, bagaimana dia berjalan, duduk, berdiri, menggerakkan anggota badan sewaktu berbicara dengan orang lain.
Tentu saja penampilan yang baik bila postur tubuh orang itu tidak kaku, melainkan luwes dan sopan dalam menggerakkan tubuhnya, enak dipAndang. Bagaimana orang itu berpakaian, menata rambut, dan menghias wajahnya. Semua itu dihias rapih dan serasi sesuai dengan kondisi tubuh dan wajahnya, yang sifatnya sangat individual. Jadi kita tidak dapat mengenakan pakaian, model rambut dan rias wajah seperti teman kita yang sebenarnya kondisi tubuh, warna kulit, bentuk wajah, dan jenis rambut yang berbeda. Kita harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang kita miliki. Kita tidak bisa sekedar meniru mode, yang kadang-kadang hanya karena ingin mengikuti mode sehingga penampilan kita tampak lucu dan kurang enak dipAndang. Dalam berpakaian perlu kita ingat segi moral, nilai dan agama, juga kesehatan.
Berkaitan dengan moral, nilai dan agama misalnya pakaian yang cukup sopan, tidak menonjolkan bagian-bagian tubuh yang merangsang (tanpa lengan, ketat sekali, belahan rok yang terlalu tinggi, dan sebagainya). Terlebih lagi penampilan kita bila kita sedang mempunyai keperluan menghadap seseorang dalam rangka melamar atau mencari kerja, atau sedang mengambil tes/wawancara untuk keperluan tersebut.
Segala gerak-gerik, penampilan maupun berbicara kita tidak luput dari proses penilaian, maka kita harus mempersiapkan diri sedemikian rupa. Dan yang paling tepat bila selama ini kita telah membiasakan berpenampilan baik dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam melakukan tes/wawancara dalam rangka melamar pekerjaan kita tidak akan canggung lagi. Semoga kita dapat berpenampilan wajar dan simpatik.
Appearence
Appearence juga berarti penampilan dan walaupun penampilan ini juga dapat diamati, namun appearence itu penampilan fisik yang merupakan pancaran dari situasi batin kejiwaan kita. Seseorang yang penyabar, tulus, jujur, bertanggung jawab, disiplin, rendah hati, dan sifat –sifat lain yang positif, akan nampak dari penampilan fisiknya (performance-nya). Sebaliknya seseorang yang tidak jujur akan telah dapat terlihat dari sorot matanya, seorang yang sombong akan kelihatan dari gerakan bibirnya dan gerakan wajah dan anggota badan yang lain. Cara berjalan orang yang sombong, kepala akan cenderung menghadap ke atas, dan menaikkan bibir sebelah ke atas atau kesamping. Orang itu biasanya mahal senyum.
Untuk kedua jenis penampilan tersebut (baik performance maupun appearence) bagi orang yang berparas baik (cantik/ganteng) belum tentu akan memiliki penampilan yang simpatik. Mungkin seseorang yang berparas biasa-biasa saja bahkan cenderung ke jelek, namun penampilannya wenawan hati siapa yang memAndang.
Sehingga bagi orang yang berparas kurang baik jangan berkecil hati tidak dapat tampil simpatik. Bagi orang yang akan melamar pekerjaan atau menghadapi pimpinan maupun teman-teman sejawat perlu menjaga penampilan diri yang memadai. Artinya :
Penampilan yang wajar dan tidak berlebihan/over acting, penampilan yang tidak dibuat-buat (berarti polos) tampilan pakaian yang serasi baik model dan warnanya, rias wajah yang tidak menyolok (juga norak). Penampilan perlu disesuaikan dengan waktu dan tempat. Sewaktu melamar pekerjaan adalah waktu dan tempat yang memerlukan penampilan yang mengesankan.
  1. B. SOPAN SANTUN
Manusia adalah makhluk berpikir atau Homo Sapiens, makhluk sosial atau Homo Sosialis serta makhluk bekerja atau Homo Faber. Dalam berinteraksi dengan sesama diperlukan norma, etika, tatakrama, moral, dan sebagainya, sehingga timbul tatanan kehidupan manusia, termasuk etika profesi dan sopan santun yang disepakati, termasuk dikelompok pekerjaan.
Tujuan sopan santun adalah : 1) menghormati orang lain, 2) tindak tanduk kita tidak menyinggung orang lain, 3) memberikan kesan yang menyenangkan, dan 4) tidak merugikan orang lain. Untuk bersopan santun dibutuhkan disiplin dan toleransi, dalam berkomunikasi dibutuhkan empathi, inferensi (mawas diri). Disamping itu sesuai dengan teori Maslow, salah satu kebutuhan manusia adalah penghargaan, oleh karena itu perlu selalu menghargai orang lain.
Berturut-turut akan dibicarakan mengenai berbagai macam sopan santun dalam meniti karir mulai dari waktu melamar dan bagaimana pergaulan dalam karir bersama serta sikap-sikap lain selama berkarir.
  1. Sopan Santun dalam surat menyurat (melamar, dan lain-lain)
Surat lamaran termasuk surat dinas harus diketik yang rapih dengan kertas khusus untuk surat dinas dan sampul panjang. Ketikan harus jelas, bersih teratur dengan bahasa yang sederhana. Format seperti 3 cm dari tepi kanan, 4 cm dari tepi kiri dan 4 cm dari tepi atas. Selanjutnya semuanya harus dikerjakan dengan tertib.
  1. Sopan Santun pada waktu wawancara
Pada waktu wawancara yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: Sikap hendaklah simpatik, misalnya sebelum dipersilahkan duduk tidak langsung duduk. Sebelum masuk ruangan pakailah fasilitas kesed, penampilan bersih ekspresi muka cerah, nada suara halus, melihat ke orang yang dihadapai, memilih kata-kata yang tepat, tidak gelisah dan percaya diri. Berbicara dengan orang yang lebih tua harus sopan (misalnya jangan memasukkan tangan di saku dan sebagainya). Pada waktu bersalaman dengan sikap : tegas, hormat, bersahabat.
  1. Sopan Santun di tempat wawancara
a            Sikap dalam kedinasan
Hormatilah siapa saja, meskipun lebih muda. Kesukaran/ usul hendaklah disampaikan atasan langsung. Kurang pantas menyampaikan kesalahan orang lain, hanya sekadar untuk memperbaiki kedudukan sendiri. Tamu pribadi jangan diterima dikantor, kalau tidak perlu sekali. Waktunya dibatasi, jadi berbicara ”to the point“ saja.
b           Hubungan antara yunior dengan senior
Memberikan penghormatan professional dan menerima tugas dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.
c            Hubungan yunior dengan yunior
Saling menghormati, bekerja sama dan tidak meremehkan rekan lain, saling menyapa setiap bertemu dan tidak saling menjatuhkan, malahan saling melindungi sesama
d           Antara senior dengan yunior
Saling memberi informasi tentang peningkatan mutu profesinya, saling memberi dan menerima dan hubungan berlAndaskan butir-butir dalam pancasila.
Selanjutnya dalam hubungan antara senior dengan yunior, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) memberi bimbingan dan pengarahan, 2) memberi contoh, 3) memberi dorongan, 4) menularkan ilmunya, 5) memberi kesempatan, 6) menghargai.
Agar supaya mendapat sukses dalam bergaul dikedinasan diperlukan : 1) berusaha supaya disukai orang, 2) menghargai pekerjaan orang lain, 3) menghindarkan permusuhan, 4) menarik dalam percakapan, 5) memberikan semangat, 6) jika mengkritik dengan hati-hati, 7) teknik berbicara baik dengan cara menjadi pendengar yang baik, tidak memborong pembicaraan, 8)gembira dalam kehidupan, 9) seperasaan, 10) menaruh perhatian kepada orang lain.
e            Menghargai waktu
Dalam kedinasan, m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar